COACHING




Hampir setiap orang barangkali pernah menghadiri yang namanya seminar, lokakarya, gathering, workshop, dan berbagai penamaan lainnya.

Pembicara yang mengisi acara tersebut juga memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda. Ada yang benar-benar pintar dan menguasai materi, ada yang hanya membacakan materi dari buku, ada pula yang sama sekali tidak tahu materi apa yang ia bawa dan ia hanya berpura-pura menguasai.

Memperhatikan kualitas pembicara tentunya penting, karena berimplikasi pula terhadap kualitas materi yang dibawakan.

Tidak setiap orang mampu membedakan mana orang yang masuk kelas presenter, trainer, dan coach.
Kebanyakan orang saat ini hanya memperhatikan nama besarnya saja.
Misal si A memimpin perusahaan A, yang memiliki jangkauan internasional, maka ia diundang sebagai pembicara seminar. Padahal tidak setiap orang mampu membawakan materi dengan baik.

Sebelum membedakan ketiga jenis pembicara tersebut, ada baiknya kita juga perlu tahu perbedaan antara TAHU, MENGERTI, dan MEMAHAMI.

Tahu, hanya sebatas menerima informasi saja.
Mengerti, menerima informasi dan mengenali prosesnya.
Memahami, menerima informasi, mengenali prosesnya, dan sudah pernah melakukannya.

Tahu biasanya disampaikan oleh Presenter.
Mengerti biasanya disampaikan oleh Trainer.
Memahami biasanya disampaikan oleh Coach.


Apakah Coaching?

Coaching adalah sebuah proses percakapan. Namun bukan hanya sebuah percakapan biasa.
Coaching berbeda dengan mengajari (teaching) atau pelatihan (training) atau memberi nasehat (advice giving).

Coaching bukan juga proses komunikasi yang menitik beratkan pada isi (content).


 Lalu apa sebenarnya Coaching?

Coaching adalah sebuah proses mem-fasilitasi seseorang atau sekelompok orang melalui kesadarannya.bertanya dan memberikan feedback.

Coaching merupakan sebuah proses bagaimana kita mengoptimalkan fungsi otak kita melalui sebuah proses yang ter-struktur untuk mendapatkan kinerja yang lebih efektif.

Seorang coach akan berperan laksana cermin bagi client-nya dan tidak memberikan solusi.
Solusi yang tercapai di akhir sebuah sessi coaching, murni dan mutlak diperoleh dari penggalian segala potensi diri, pengalaman, kontemplasi, kesadaran puncakdan logika-logika yang dimiliki client berdasarkan nilai dan kepercayaan yang diyakininya, serta semua meta-program yang beroperasi di kesadaran dan di bawah

PerbedaanTraining, Mentoring, Consulting, Coaching, Counseling, Fasilitating dan Hypnosis

Dalam praktiknya, metode-metode ini sudah saling tumpang tindih karena masing-masing telah belajar dari sesamanya dan saling tukar menukar teknik-teknik. Seorang fasilitator terkadang memanfaatkan teknik coaching pada suatu kesempatan dan demikian pula sebaliknya. Namun, di antara mereka tentu ada perbedaan-perbedaan yang sifatnya mendasar. Berikut adalah deskripsi yang mungkin dapat membantu Anda membedakan peran-peran itu :

1. Training
Memberikan suatu ilmu tertentu ke audience.
Melatih orang tentang suatu subjek, karenanya mereka harus ahli di subjek itu. Mereka menangani isi (keahlian/subjek yang dilatih) dan juga proses melatihnya.

2. Mentoring
Metode pengembangan dimana seorang mentor akan mengajarkan tips trik, pengalaman sukses, metode sukses, cara-cara sukses sesuai dengan pengalaman mentor. Seorang mentor adalah orang yang sukses dibidangnya dan nantinya dia akan menularkan ilmunya kepada kliennya. Jadi tugas seorang mentor adalah mendampingi seseorang (mentee). Seorang mentor harus lebih expert dari menteenya.

3. Consulting
Yang memberikan masukan/solusi adalah konsultannya.
Dipekerjakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu, dalam waktu singkat atau membantu menyelesaikan masalah dalam jangka waktu yang lebih panjang. Umumnya kerjasama diakhiri setelah masalah tersebut dipecahkan.

Selain berdasarkan fakta yang ditemukan (fact-finding) dan penilaian (assessment); memberikan konsep, solusi dan saran membantu meningkatkan produktivitas, efektivitas, meningkatkan penjualan, dst ; dapat juga melakukan pekerjaan di luar perusahaan klien.

Misalnya riset untuk produk (product research), rencana pemasaran (marketing plan), rencana bisnis yang baru (new business plan), dst. Biasanya dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan klien.

4. Coaching
Seorang coach adalah fasilitator, bukan guru. Seorang coach adalah motivator yang mendukung tujuan klien. Seorang coach percaya bahwa solusi ada pada setiap orang, jadi seorang coach tidak akan memberikan ilmu / solusi tertentu tapi mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali sehingga seseorang (coachi) bisa menemukan solusinya sendiri.

Coach menjadi cermin, membantu dan memberi saran kepada klien untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan; menyelesaikan proyek-proyek, dst.

Biasanya berbasis hubungan one-on-one di mana coach membantu klien untuk fokus dan mencapai tujuan-tujuannya lebih cepat dari pada klien berusaha sendirian. Coach adalah orang yang ahli dalam memfasilitasi pencapaian tujuan atau proses perkembangan diri klien, namun dia tidak perlu ahli benar dalam topik yang di-coach-nya. Coach biasanya membantu klien dengan menyediakan tools dan hal-hal yang dapat memotivasi dan membantu pencapaian.

5. Counseling (Therapy)
Lebih banyak berbicara mengenai emosional problem yang membuat orang jadi lemah. Mirip dengan coaching, tapi yang menjadi fokus utama bukanlah peningkatan keterampilan klien, namun lebih ke kemauan (motivasi/ mental/ sikap).

6. Facilitating
Fasilitator fokus pada pengembangan dan pengelolaan proses yang efektif yang membantu kelompok mencapai hasil yang mereka kehendaki. Fasilitator yang ahli kadang sama sekali tidak mengenal subjek/ isu yang menjadi pekerjaan kelompok yang difasilitasi, namun berhasil memfasilitasi kelompok mencapai tujuannya.

7. Hypnosis
Adalah sebuah proses penggunaaan kata-kata, gerak tubuh dan suara untuk membawa seseorang ke situasi/state terhipnotis untuk tujuan kesehatan, peningkatan kualitas psikologis dan pengembangan diri, melalui proses bawah sadar (trance)

Jika training saja tanpa ada coaching, maka produktivitas hanya naik 22%. Tetapi ketika setelah training diikuti dengan coaching, maka produktivitas naik mencapai hingga 88%. Jadi sangat luar biasa pendekatan coaching ini.

Sebagai seorang leader, kita harus mampu menjadi semuanya itu. Tapi kita harus sadar, kita ini sekarang sedang berfungsi sebagai apa. Ketika berfungsi sebagai coach, jangan memberikan solusi, justru Anda berfungsi untuk menggali pertanyaan karena Anda percaya solusi itu datang dari diri mereka sendiri.

Seorang Coach tidak selalu harus menguasai/ahli dibidang yang dicoaching, tetapi seorang mentor harus ahli dan menguasai bidang yang di mentori. Seorang coach ahli dalam membuat pertanyaan yang memberdayakan kreatifitas klien, seorang mentor ahli dalam bidang yang dimentori.

Yang jelas untuk menjadi seorang coach, Anda perlu belajar di tempat yang fokus melatih seorang Coach. Jika anda ingin jadi seorang mentor, pastikan anda sudah sukses dan ahli di bidang usaha anda, selanjutnya anda dapat menjadi mentor bagi orang lain.

For more info Call : 0838-5644-5669
Presented & Organized by Ratu Production

Komentar